UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS Xl IPA 6 SEMESTER II SMA N 9 BANDAR LAMPUNG
PADA KONSEP MEKANIKA FLUIDA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DAN METODE INKUIRI
TH PELAJARAN 2015- 2016
Elfarida
SMA Negeri 9 Bandar Lampung Kota Bandar Lampung
Propinsi Lampung
ABSTRAK
Hasil observasi pada saat melaksanakan pembelajaran di kelas “siswa datang, duduk,diam dan mendengar” masih berlaku, guru menjadi sosok yang mendominasi (guru sentries). Di tambah lagi siswa cenderung belajar dengan hapalan daripada secara aktif mencari tahu untuk mengetahui pemahaman mereka sendiri terhadap konsep Fisika tersebut. Sehingga proses pembelajaran yang terjadi menjadi tidak bermakna karena pembelajaran yang dilakukan cenderung menekankan pada hapalan saja dengan tingkat pemahaman yang rendah dan siswa tidak diberi kesempatan untuk mengalami secara langsung dalam memahami alam sekitarnya. Hasil belajar siswa berupa pemahaman konsep siswa. Pada siklus III memperoleh nilai rata-rata 92,29, daya serap 92,29 %, dan ketuntasan belajar 100 %. Peningkatan aktivitas guru dan aktivitas belajar siswa dilihat dari hasil lembar observasi aktivitas. Aktivitas guru pada siklus I memperoleh skor 25 dengan kriteria cukup, siklus II memperoleh skor 28 dengan kriteria baik, dan siklus III memperoleh skor 31,5dengan kriteria baik. Aktivitas belajar siswa pada siklus I memperoleh skor 22 dengan kriteria cukup, siklus II memperoleh skor 27 dengan kriteria baik, dan siklus III memperoleh skor 30 dengan kriteria baik.
Kata Kunci : Proses, Hasil Belajar dan Model ARIAS.
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari seluk beluk alam. Seperti halnya pembelajaran sains lainnya ,pembelajaran fisika menekankan pada pemberian pengalaman dan pemahaman. Dalam ilmu Fisika banyak terdapat konsep-konsep yang mempunyai tingkat generalisasi dan keabstrakan yang tinggi, yang memerlukan pemahaman baik melalui penjelasan maupun pengalaman langsung. Belajar (Fisika ) bagi siswa pada hakekatnya bukan sekedar untuk mengingat dan memahami temuan saintis,tetapi juga di harapkan untuk memperoleh konsep- konsep Fisika dan menumbuhkan sikap ilmiah. Proses belajar mengajar Fisika di sekolah secara umum terjadi hanya sebagai trasfer pengetahuan, sehingga tujuan utama pendidikan seperti penguasaan konsep dan pembentukan sikap ilmiah kurang tepat dapat terbentuk dalam diri anak didik.
Mencapai tujuan tersebut seorang guru Fisika dalam menyajikan pelajaran sebaiknya menggunakan model dan metode pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan pembelajaran ( siswa dan materi pembelajaran ), karena model dan metode pembelajaran akan menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran,oleh karena itu guru seharusnya memilih dan melaksanakan teknik-teknik mengajar yang tepat sehingga hasil pengajaran dapat tercapai secara optimal. Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya hasil belajar siswa. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam (internal ) maupun faktor dari luar ( eksternal ). Menurut Suryabrata dalam Djamaah Sopah (2007) yang termasuk faktor internal adalah faktor fisiologis dan faktor psikologis(misalnya kecerdasan motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan instrumental ( misalnya guru, kurikulum dan model pembelajaran ). Tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif, motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran adalah kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan ini menyangkut model pembelajaran yang digunakan.
Hasil observasi pada saat melaksanakan pembelajaran di kelas “ siswa datang, duduk,diam dan mendengar” masih berlaku guru menjadi sosok yang mendominasi (guru sentries). Di tambah lagi siswa cenderung belajar dengan hapalan daripada secara aktif mencari tahu untuk mengetahui pemahaman mereka sendiri terhadap konsep Fisika tersebut. Sehingga proses pembelajaran yang terjadi menjadi tidak bermakna karena pembelajaran yang di lakukan cenderung menekankan pada hapalan saja dengan tingkat pemahaman yang rendah dan siswa tidak di beri kesempatan untuk mengalami secara langsung dalam memahami alam sekitarnya. Melihat masalah tersebut maka diperlukan model dan metode pembelajaran yang memposisikan siswa sebagai pusat perhatian, menekankan pada pemberian pengalaman belajar fisika melalui “mengalami “ bukan sekedar menghapal sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep serta hubungan antar konsep dalam ilmu Fisika pada umumnya.
Model pembelajaran ARIAS terdiri dari lima komponen (assurance, relevance, interest , assessment dan satisfaction) yang di susun berdasarkan teori belajar. Kelima komponen tersebut merupakan satu – kesatuan yang di perlukan dalam kegiatan pembelajaran. Metode inkuiri adalah suatu metode belajar mengajar yang mengkondisikan guru dan siswa mempelajari kejadian ilmiah dengan pendekatan dan cara ilmiah. Metode inkuiri merupakan pola belajar mengajar yang di rancang untuk melatih siswa untuk melakukan proses penyelidikan. Penyelidikan terjadi jika siswa di hadapkan pada permasalahan yang mengandung tantangan intelektual secara bebas, terarah dalam rangka kegiatan penyelidikan untuk memperoleh pengetahuan. Oleh sebab itu, metode inkuiri di rancang untuk menciptakan tantangan bernalar melalui penyelidikan dan bereksperimen.
Sesuai dengan uraian di atas, maka akan di lakukan penelitian dengan “ Model Pembelajaran ARIAS dan Metode Inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar, aktivitas guru dan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung pada Materi Pokok Mekanika Fluida kelas XI semester 2”.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan penelitian ini adalah
1).Apakah Penerapan Model Pembelajaran ARIAS dan Metode Inkuiri Dapat Meningkatkan Aktivitas Siswa pada Materi Mekanika Fluida Kelas XI IPA 6 SMA N 9 Bandar Lampung ?; dan 2).Apakah Penerapan Model Pembelajaran ARIAS dan Metode Inkuiri Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada materi Mekanika Fluida di kelas XI IPA 6 SMA N 9 Bandar Lampung?
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau CAR (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai “aksi” atau tindakan yang dilakukan oleh guru atau pelaku, mulai dari perencanaan sampai dengan penelitian terhadap tindakan yang nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar – mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang akan dilakukan ( Depdiknas, 2003). Penelitian ini menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan metode Inkuiri. Penelitian ini dilaksanakan dengan 3 siklus.
Tempat penelitian dilakukan pada SMA N 9 Kelas XI IPA 6 dan waktu penelitian dilakukan pada tanggal 9 Februari sampai 23 Februari 2016. Semester genap tahun ajaran 2015-2016. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA 6 SMA N 9 Bandar Lampung tahun ajaran 2015/ 2016 yang berjumlah 40 orang, terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 24 orang siswa perempuan. Siswa di bagi menjadi 8 kelompok dimana satu kelompok terdiri dari 5 orang siswa. Pembagian siswa dalam kelompok-kelompok ini didasarkan pada kemampuan siswa dari segi intelektual (tinggi,sedang,dan rendah).
*Data lengkap di Tim Redaksi Jurnal