IMPROVING THE HISTORY OF LEARNING MOTIVATION IN HISTORICAL STUDENTS OF XI IPS 1 SMA 01 KASUI THROUGH THE USE OF THE 2015/2016 MEDIA FILM DOCUMENTER
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS 1 SMA 01 KASUI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER TAHUN PELAJARAN 2015/2016
I Nengah Ajin
SMA 01 Kasui Provinsi Lampung
ABSTRACT
This research is a classroom action research by applying documentary film media consisting of 2 cycles with the subjects studied were students of class XI IPS 1 SMA 01 Kasui. This study focused on observing the learning motivation, activities and responses of students in participating in learning using documentary media. Data is obtained through questionnaires, observation and documentation. Data were analyzed descriptively by percentage. The results showed that learning history using documentary film media in class XI IPS 1 was very effective in providing depth of material meaning and understanding to students regarding topics that were subject to learning. The learning has an effect on the change in high activity by students when participating in learning, the average activity of students reaches 70.95%. Many students actively ask questions, answer questions, give opinions, interact with groups and collaborate in groups. This high activity is evidence of the students' motivation towards learning that is carried out. In cycle II, student activity increased by an average of 78.81% in the high category.
Key Word: Learning Motivation and Documentary
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan media film dokumenter yang terdiri dari 2 siklus dengan subjek yang diteliti adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA 01 Kasui. Penelitian ini difokuskan pada pengamatan terhdap motivasi belajar, aktivitas dan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan media film dokumenter. Data diperoleh melalui angket, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah dengan menggunakan media film dokumenter di kelas XI IPS 1 sangat efektif dalam memberikan kedalaman makna materi dan pengertian kepada siswa berkenaan dengan topik yang menjadi bahan pelajaran. Pembelajaran tersebut berpengaruh pada perubahan aktivitas yang tinggi oleh siswa ketika mengikuti pembelajaran, rata-rata aktivitas siswa mencapai 70,95%. Banyak siswa yang aktif bertanya, menjawab pertanyaan, memberikan pendapat, berinteraksi dengan kelompok dan kerjasama dalam kelompok. Tingginya aktivitas ini merupakan bukti dari adanya motivasi siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Pada siklus II Aktivitas siswa meningkat dengan rata-rata 78,81% dalam kategori tinggi.
Kata Kunci: Motivasi Belajar dan Film dokumenter
Pendidikan adalah teladan penting dan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan setiap bangsa. Seluruh komponen dalam dunia pendidikan harus didukung dan digerakkan demi kemajuan tingkat intelektual, dan moral siswa. Setiap mata pelajaran yang diberikan harus mendukung dua hal tersebut, karena kemajuan intelektual dan kedewasaan moral akan mempengaruhi masa depan bangsa (Dewi Salma, 2007: 2).
Rumpun ilmu sosial memberikan sebuah wawasan kemasyarakatan dan pemahaman tentang kehidupan bermasyarakat. Sebagai contoh ialah ilmu sejarah memberi cakrawala berfikir tentang kehidupan masa lalu yang mempengaruhi kehidupan sekarang dan memberi andil bagi kehidupan masa datang. Begitu juga dengan bidang ilmu-ilmu sosial lainnya. Pelajaran Sejarah dalam pembangunan bangsa berfungsi untuk penyadaran warga negara dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam rangka pembangunan nasional (Sarwono, 2008: 122).
Sejarah sebagai salah satu mata pelajaran rumpun ilmu sosial, dewasa ini mengalami berbagai masalah, terutama penurunan motivasi siswa untuk mempelajarinya secara sungguh-sungguh dan maksimal (Widja, 1989: 91). Beberapa faktor mengapa mata pelajaran IPS-Sejarah kurang di motivasi, khususnya bagi para siswa SD hingga SMA.
SMAN 01 Kasui merupakan salah satu Sekolah tingkat menegah atas yang ada di kota Way Kanan. Berdasarkan hasil observasi awal, peneliti menemukan bahwa didalam belajar sejarah siswa cenderung kurang tertarik atau kurang bermotivasi, hal ini khususnya pada kelas XI IPS 1. Subjek yang dijadikan kelas penelitian adalah kelas XI IPS 1.
Berdasarkan hasil ujian akhir sekolah semester I menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran sejarah rendah. Selain itu proses pembelajaran di dalam kelas menurut beberapa siswa kurang menarik dan terasa monoton. Beberapa siswa juga menyatakan bahwa hasil belajar mereka yang rendah mungkin disebabkan oleh tidak fokusnya mereka terhadap proses belajar. Tidak fokus terhadap proses belajar dikarenakan suasana pembelajarannya kurang menarik. Siswa menganggap butuh suatu inovasi yang menarik dan inspiratif dalam salah satu metode pembelajarannya agar tidak terkesan monoton. Untuk meningkatkan motivasi belajar Sejarah, perlu dibutuhkan suatu media pembalajaran, seperti melalui pemutaran film dokumenter. Sehingga rendahnya motivasi belajar dengan harapan untuk menunjang tercapainya hasil belajar yang maksimal.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan penggunaan film dokumenter sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMAN 01 Kasui dalam belajar Sejarah?
Tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui penggunaan film dokumenter sebagai media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar Sejarah siswa kelas XI IPS 1 SMAN 01 Kasui Way Kanan.
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu dengan motivasi yang didasarinya. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Motivasi juga dapat diartikan sebagai proses untuk mencoba mempengaruhi orang lain atau orang-orang yang telah dipimpinnya agar melakukan pekerjaan yang di inginkan sesuai dengan tujuan tertentu yang ditetapkan terlebih dahulu (Uno, 2008: 1).
Thomson dalam Rohani (2004 : 11), menyatakan bahwa motivasi belajar adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri peserta didik yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar. Selain itu, Mc Donald dalam Yamin (2007 : 217), juga menyatakan bahwa motivasi sebagai perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sedangkan menurut Thorndike salah satu pendiri aliran teori belajar tingkah laku mengemukakan bahwa ”Belajar adalah proses”.
Ada beberapa konsep atau definisi media pendidikan atau media pembelajaran Hamalik (2002:23) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan untuk lebih mengefektifkan serta mengefisiensikan proses komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Menurut Ibrahim dan Syaodih (1996:112) media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar-mengajar.
Film dokumenter adalah alat yang mampu menggambarkan suatu kejadian atau keadaan tertentu secara hidup (vivid) sebagaimana adanya. Film dokumenter haruslah dilihat sebagai sebuah feedback, sesuatu yang terjadi di belakang yang dipresentasikan dan hadirkan kembali, sehingga dapat dimaknai sebagai suatu fase interupsi untuk dibaca kembali dan menjadi referensi untuk ke depan. Bagi publik, Film dekomunter dapat dimengerti sebagai catatan historis. Sebelum mendokumentasikan peristiwa, hendaknya kandungan dari konsep materi yang akan didokumenasikan harus dipelajari. Kemudian mengetahui ke mana arah dan apa subtansinya
Media Film dokumenter dapat digolongkan ke dalam jenis media audio aids (AVA) atau media yang dapat didengar dan dilihat. Biasanya media ini disimpan dalam bentuk piringan atau pita. Media Film adalah media dengan sistem penyimpanan dan perekam Film dimana sinyal audio visual direkam pada disk plastik bukan pada pita magnetik.
Pancaran gambar yang bercahaya dari sebuah tampilan Video tersusun dari titik-titik yang sangat rapat ditampilkan pada sebuah layar. Seperti halnya film, berbagai frame tersebut pada dasarnya adalah gambar diam. Hanya saja, pergantian setiap frame ke frame selanjutnya itu berlangsung dengan sangat cepat, sehingga berbagai frame tersebut terlihat sebagai gambar yang bergerak. Hal ini berlangsung dengan terusmenerus hingga mampu menciptakan daya lihat yang menakjubkan dari sebuah tampilan video. Suara yang tersaji dalam video dibuat dengan cara direkam secara magnetik pada sebuah pita film seperti halnya perekaman audio dan kemampuanya menggabungkan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri.
Film dokumenter membentuk ingatan populer, menawarkan cara pandang dan penafsiran atas isu-isu, proses dan peristiwa-peristiwa kesejarahan. Pengertian dokumenter ini menampilkan bentuk kenyataan yang bukan suatu kebenaran untuk ditelaah, melainkan hanya sebagai suatu kenyataan sosial dan historis. Pengertian lain tentang Film dokumenter dikemukakan oleh Ayawaila (2008:6) yang mengemukakan bahwa ”Film dokumenter merupakan karya cipta berdasarkan realita atau fakta perihal pengalaman hidup atau mengenai suatu peristiwa”. Pendapat senada dikemukakan oleh Aziz (2005:12) yang mengartikan Film dokumenter sebagai pemanfaatan kapasitas rekaman gambar bergerak dan rekaman suara untuk menghasilkan kembali (reproduce) penampakan fisik suatu peristiwa”.
Pengertian dari film dokumenter adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar film dokumenter dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan menampilkan rekaman realita suatu peristiwa yang direkam dengan menggunakan format media sinar katoda dalam bentuk pita film (film tape), piringan (disk) atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran yang dapat dipertunjukan dan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi elektronik dan lainya.
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006:64). Dalam penelitian ini berdasarkan kerangka berfikir ditarik suatu Hipotesis, bahwa dengan menggunakan media film dokumenter dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 Kasui Tahun Pelajaran 2015 - 2016.
Berdasarkan kajian dari permasalahan penelitian, metode yang akan digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode PTK digunakan sebab melalui metode ini maka guru yang lebih mengenal keadaan kelasnya dapat melakukan penelitian secara langsung untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah. Dengan penelitian ini pula diharapkan guru dapat memperbaiki kinerjanya agar dapat mencapai tujuan pendidikan secara ideal.
Subjek yang dijadikan kelas penelitian adalah kelas XI IPS 1. Yang bertindak sebagai kolaborator peneliti adalah guru sejarah kelas XI, yaitu Bapak Budi Santosa, S.Pd. Alasan memilih kelas XI IPS 1 untuk dijadikan subjek penelitian, karena berdasarkan hasil ujian akhir sekolah pada saat duduk di bangku kelas X menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran sejarah rendah. Selain itu proses pembelajaran di dalam kelas menurut beberapa siswa kurang menarik dan terasa monoton. Beberapa siswa juga menyatakan bahwa hasil belajar mereka yang rendah mungkin disebabkan oleh tidak fokusnya mereka terhadap proses belajar. Tidak fokus terhadap proses belajar dikarenakan suasana pembelajarannya kurang menarik.
Karakter kelas XI IPS 1 berdasarkan pengamatan sebenarnya banyak siswa yang memiliki potensi belajar yang baik, namun karena mereka memiliki “cap” sebagai kelas IPS jadi terkadang mereka membuat suasana kelas menjadi tidak kondusif. Dari hasil survei awal peneliti, salah satu siswa menyatakan mengenai keadaan kelas yang kurang kondusif itu merupakan suatu keadaan kelas yang wajar karena ada suatu pembenaran bahwa mereka kelas IPS. Keadaan kelas yang demikian sepertinya perlu mendapatkan penyegaran, salah satu cara agar kelas kembali kondusif yaitu dengan mencoba menggunakan media Film dokumenter dalam pembelajarannya. Berdasarkan pengamatan tersebut, peneliti merasa tertarik untuk menggunakan kelas XI IPS 1 untuk dijadikan tempat penelitian.
Hasil belajar XI yang diperoleh siswa pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan sebelum diberi pembelajaran dengan Strategi Motivasi Belajar Sejarah Melalui Penggunaan Media Film Dokumenter. Kondisi seperti ini sesuai dengan pernyataan bahwa strategi yang digunakan guru secara lebih variatif akan mendorong siswa untuk belajar secara aktif, sehingga penyajian materi pelajaran oleh guru akan lebih menarik. Pembelajaran yang sebelumnya bersifat abstrak dan teoretis, sehingga siswa tidak aktif dalam pembelajaran dan menimbulkan kebosanan terhadap pembelajaran yang dilakukan berubah menjadi menarik.
Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan Motivasi Belajar Sejarah Melalui Penggunaan Media Film Dokumenter merupakan langkah yang tepat. Dengan strategi Motivasi Belajar Sejarah Melalui Penggunaan Media Film Dokumenter siswa menjadi lebih paham, karena pembelajaran menjadi lebih konkrit dan realistis. Perubahan akan pengetahuan dapat diamati pada peningkatan hasil belajar siswa melalui kegiatan pembelajaran. Peningkatan hasil belajar yang diperoleh dari tes formatif menunjukkan bahwa siswa telah mengalami proses belajar. Seperti yang dijelaskan Rifa’i dan Anni (2011: 82) bahwa belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang.Dalam penggunaan Motivasi Belajar Sejarah Melalui Penggunaan Media Film Dokumenter siswa diberi kesempatan untuk bekerjasama berbagi informasi dengan teman-temannya. Siswa juga dilatih untuk bekerjasama dan berbagi dengan teman-temannya.
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II, diperoleh data yang mengalami peningkatan dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi Motivasi Belajar Sejarah Melalui Penggunaan Media Film Dokumenter pada siswa kelas XI SMAN 01 Kasui Tahun Pelajaran 2015-2017.
Pada penelitian tindakan kelas (PTK) pembelajaran sejarah dengan menggunakan media film dokumenter di kelas XI IPS 1 SMAN 01 Kasui Way Kanan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa didapatkan beberapa temuan yang bersifat positif dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa. Secara keseluruhan pelaksanaan penelitian ini dapat menunjukkan, bahwa pembelajaran sejarah dengan menggunakan media film dokumenter di kelas XI IPS 1 sangat efektif dalam memberikan kedalaman makna materi dan pengertian kepada siswa berkenaan dengan topik yang menjadi bahan pelajaran. Pembelajaran tersebut berpengaruh pada perubahan aktivitas yang tinggi oleh siswa ketika mengikuti pembelajaran, terbukti dari rata-rata aktivitas siswa mencapai 70,95%. Banyak siswa yang aktif bertanya, menjawab pertanyaan, memberikan pendapat, berinteraksi dengan kelompok dan kerjasama dalam kelompok. Tingginya aktivitas ini merupakan bukti dari adanya motivasi siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Pada siklus II Aktivitas siswa meningkat dengan rata-rata 78,81% dalam kategori tinggi. Siswa lebih aktif dalam bertanya, menjawab, memberikan pendapat, berinteraksi dengan kelompok dan bekerjasama kelompok.
Pembelajaran sejarah dengan menggunakan media Film dokumenter benarbenar melibatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Menggunakan media film dokumenter dimanfaatkan siswa untuk memahami dan mengeksplorasi pengetahuan mereka terhadap permasalahan yang diajarkan, diantaranya melalui kegiatan diskusi berupa tanya-jawab.
Dari hasil pembelajaran dengan menggunakan media Film dokumenter dalam pembelajaran sejarah, materi yang dibahas menjadi lebih bermakna bagi siswa. Hal ini terlihat dari unjuk diri siswa dalam diskusi tanya-jawab di dalam KBM. Melalui tanya jawab, guru berusaha untuk menggali lebih dalam keaktifan siswa dengan mengeksplor aspek kognitif maupun motivasi siswa.
Penelitian tentang pembelajaran sejarah menggunakan media film dokumenter di kelas XI IPS 1 SMAN 01 Kasui Way Kanan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa akhirnya mendapatkan beberapa saran yang ingin ditujukan kepada beberapa pihak. Adapun beberapa saran yang ingin disampaikan sebagai berikut: Bagi pihak sekolah khususnya SMAN 01 Kasui Way Kanan bahwa pembelajaran sejarah dengan menggunakan media film dokumenter dalam meningkatkan motivasi belajar siswa sebaiknya tidak hanya diterapkan di kelas XI IPS 1 saja, namun juga dapat diterapkan di kelas-kelas lainnya, sehingga kekatifan siswa dalam pembelajaran sejarah, baik dalam aspek proses maupun hasil belajar siswa itu sendiri dapat digali lebih dalam dan adanya pemerataan kualitas pembelajaran sejarah. Bagi para guru SMA, proses dan hasil studi tentang pembelajaran sejarah dengan menggunakan media film dokumenter dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dapat mengembangkan kemampuan meneliti dan melakukan tindakan perbaikan dalam meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Bagi siswa SMA diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat lebih terlibat aktif dan meningkatnya motivasi belajar dalam pembelajaran sejarah, diantaranya melalui kegiatan diskusi, tanya-jawab maupun penugasan, sehingga selain memperoleh pengetahuan, siswa juga memperoleh keterampilan dalam menyampaikan pendapatnya secara lisan. Dengan demikian, pembelajaran sejarah lebih bermakna bagi kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan Ke Tiga Belas. Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., dan Hilgard, E.R. 1993. Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah Sekolah Menengah Atas Dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Dewi Salma P. dan Eveline Siregar. 2007. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Hamalik, O. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara.
Kuntowijoyo. 2008. Penjelasan Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Makmun, A.S. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Maman Rachman dan Muhsin. 2004. Konsep dan Analisis Statistik. Way Kanan : UPT. UNNES Press
Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Raharjo, Tri joko. 2009. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendidikan melalui metode Experiemental Learning. Way Kanan: Jurnal Universitas Negeri Way Kanan
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sadiman, A.S., et.al. 1996. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sarwono, SW. 2008. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Sudjana, N. dan Ahmad Rivai. 1991. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Sudjarwo. 1989. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: Mediya Taman Sarana
Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi aksara.
Uno, H.B. 2008.Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Wiriaatmadja, R. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yamin, Martinis. 2007. Kiat mempelajari Siswa. Jakarta : Gaung Persada Press.
Zakaria, thalib. 2009. Model Pembelajaran Sejarah dengan Media Pembelajaran Melalui Pemanfaatan Film Dokumenter Sejarah. Aceh: Kultura FKIP Universitas Samudera Lan
*Drs. I Nengah Ajin
*SMA 01 Kasui Provinsi Lampung
********